Pages

Jumat, 28 Januari 2011

Li Na: Semoga Bisa Menginspirasi China

Petenis China, Li Na, berharap keberhasilannya mencapai final Australia Terbuka, dan menjadikannya sebagai orang Asia pertama yang mencapai final sebuah grand slam, menjadi inspirasi bagi generasi baru China. Pemain peringkat 11 dunia ini juga punya impian besar, suatu saat nanti China bakal jadi rival terberat Rusia dalam tenis putri dunia.
Li Na tampil sangat impresif di semifinal, Kamis (27/1/2011). Pemain berusia 28 tahun ini, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, berhasil mengalahkan pemain nomor satu dunia asal Denmark, Caroline Wozniacki, dengan 3-6, 7-5, 6-3. Di final, Li Na akan bertemu dengan unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters.

"Saya pikir mungkin karena sekarang saya sudah mencapai final, maka mungkin banyak pemain muda dan anak-anak akan melihat itu dan berpikir, 'Barangkali suatu hari nanti kami bisa melakukan hal yang sama atau mungkin lebih baik darinya!?'," ujar Li Na seusai pertandingan. "Karena itu, beberapa hari mereka akan merasa lebih percaya diri."
Peraih gelar Sydney International awal bulan ini juga mengatakan, semoga kesuksesannya membuka pikiran menteri olahraga China agar memberikan perhatian terhadap tenis. Dengan demikian, China tak lagi hanya "mendewakan" bulu tangkis dan tenis meja, yang sudah sangat identik dengan mereka.
"Tetapi sekarang, mungkin mereka berkata, 'Oh, mungkin kami sebaiknya melihat tenis'. Karena itu, saya pikir, jika kami melakukan lebih baik... banyak orang akan datang untuk menonton, lebih banyak orang akan memberikan perhatian."

Tahun lalu, Li Na juga tampil mengejutkan di Australia Terbuka. Dia berhasil menembus semifinal. Bahkan, waktu itu China menorehkan sejarah dengan meloloskan dua pemainnya ke babak empat besar karena Zheng Jie juga meraih tiket ke semifinal.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/NICOLAS ASFOURI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar