Pages

Senin, 31 Januari 2011

Makin Matang, Djokovic Mau Lebih Lagi

Melbourne - Setelah menanti tiga tahun, Novak Djokovic meraih gelar Grand Slamnya yang kedua. Mengaku lebih matang dan jauh berpengalaman, dia punya punya keinginan mengusik dominasi Rafael Nadal dan Roger Federer.

Djokovic meraih gelar keduanya di seri Grand Slam sekaligus Australia Terbuka usai mengandaskan Andy Murray tiga set langsung. Ini adalah kemenangan keduanya di Melbourne Park setelah yang pertama tahun 2008 lalu.

Meski ini bukan kesempatan pertama jadi kampiun, petenis asal Serbia itu mengaku tetap merasa takjub dengan sukses yang diraih. Apalagi di final dia bisa menang dengan relatif mudah atas Murray, setelah di semifinal mengandaskan Roger Federer.

"Saya hidup di dalam mimpi para pemain tenis, itu pasti. Untuk bisa menang straight set atas pemain seperti Andy Murray di final Grand Slam itu membuat sukses saya terasa makin besar," sahut Djokovic usai pertandingan.

Dengan usia yang baru 23 tahun, peluang Djokovic meraih lebih banyak gelar Grand Slam masih terbuka lebar. Apalagi seperti diakuinya sendiri, secara mental kini dia jauh lebih siap dan lebih matang.

"Setiap kali Anda berada di sana, Anda akan teramat sangat menginginkannya, tapi kemudian sesuatu yang salah terjadi. Anda berpikir terlalu banyak, terlalu banyak kekhawatiran di kepala. Ini perang mental, itu jelas. Intinya, pada akhirnya ini adalah olahraga mental," sambungnya.

Dilanjutkan Djokovic, suksesnya mengandaskan Murray tak bisa dilepaskan dari proses pendewasaan mental yang sudah dia lalui. Meski menganggap Federer dan Nadal berada di atasnya, dia mengaku siap bertarung dengan dua petenis tersebut.

"Saya tak ingin berhenti di sini...Saya baru 23 tahun dan semoga masih punya kesempatan lain memenangi Grand Slam. Ini benar-benar memberi saya motivasi besar. Ini dorongan kepercayaan diri yang luar biasa," lanjut dia seperti diberitakan Reuters.

"Tetap Rafa (Nadal) dan Roger menjadi dua pemain terbaik dunia. Anda tak bisa membandingkan sukses saya dan Murray dengan keberhasilan mereka. Menyenangkan melihat ada pemain baru yang bisa bertarung memperebutkan gelar Grand Slam. Hanya itu yang bisa saya bilang," tuntas dia.

Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : Getty Images

Djokovic Bertakhta di Australia

Melbourne - Novak Djokovic tak banyak menemui kesulitan untuk menundukkan Andy Murray di babak final Australia Terbuka. Dia menang tiga set langsung untuk meraih gelar juaranya yang kedua.

Dalam pertandingan final yang berlangsung Minggu (30/1/2011) petang WIB, Djokovic memetik kemenangan 6-4, 6-2 dan 6-3. Sukses mengalahkan Murray menjadi keberhasilan kedua petenis Serbia itu jadi kampiun di Australia Terbuka setelah yang pertama di tahun 2008.

Buat Murray, kegagalan menundukkan Djokovic membuat dia masih harus bersabar memenangi kejuaraan Grand Slam. Petenis asal Skotlandia itu tercatat tiga kali masuk final dan tiga kali kalah, dengan dua di antaranya terjadi di Melbourne Park.

Di final Grand Slam pertama tanpa kehadiran Rafael Nadal atau Roger Federer dalam tiga tahun terakhir, Djokovic sepenuhnya menguasai pertandingan. Pada awal laga kedua petenis sesungguhnya masih cukup berimbang dengan terus memenangi servisnya masing-masing hingga game ke-10.

Namun sebuah double fault yang diuat Murray saat pukulannya nyangkut di net membuat dia kemudian kehilangan set pertama kurang dari satu jam.

Djokovic tampil menggila di set kedua dengan langsung memimpin 5-0, sebelum menutupnya dengan skor 6-2. Sedangkan di set penentuan kedua petenis mampu saling mematahkan servis, meski Djokovic kemudian mampu menuntaskan laga dengan 6-3 dalam total waktu dua jam dan 39 menit.

Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : Reuters

Kalah di Final, Li Na Protes Fans China

Melbourne - Li Na menyebut kalau kekalahan dia atas Kim Clijsters lebih karena perbedaan pengalaman. Namun atas hasil tersebut dia juga mengutarakan kekecewaan pada fans China yang hadir di laga final.

Sebuah sejarah baru berpeluang dituliskan Li Na saat dia menjadi petenis pertama Asia yang berhasil masuk final Grand Slam di Australia terbuka. Namun dalam partai puncak menghadapi Kim Clijsters dia terpaksa menelan pil pahit setelah kalah 6-3, 3-6 dan 3-6.

"Jika Anda belum punya pengalaman, maka saat menghadapi masalah Anda tak akan bisa keluar dengan mudah. Bukannya tak ada jalan keluar, tapi Anda tak tahu bagaimana menemukannya," sahut Li Na usai pertandingan.

Australia Terbuka adalah final pertama Li Na untuk turnamen kelas Grand Slam. Itu jelas berbeda jauh dengan Clijsters yang sudah enam kali masuk final dan menuntaskan empat di antaranya dengan menjadi juara.

Li Na memang mengalami masalah yang tak biasa dia temui dalam laga final tersebut. Sayangnya itu justru dimunculkan oleh beberapa fans asal negaranya yang menyaksikan laga tersebut di tribun penonton.

Fans asal China tersebut dianggap Li Na terlalu berisik. Petenis 28 tahun itu juga dibuat kesal oleh teriakan yang terus muncul saat dia melakukan pengembalian pukulan.

"Ada banyak orang melatih saya. Suaranya sungguh kencang dan itu tak cuma datang dari satu arah, itu datang dari semua arah. Saya pikir orang China bisa menyaksikan tenis dengan lebih sopan. Saat mereka mereka meneriakkan sesuatu saat saya melakukan pukulan, saya merasa...sangat lelah," lanjut Li Na.

Kesal dengan ulah fansnya sendiri, Li Na bahkan sempat mengajukan protes pada umpire pertandingan saat servisnya baru dipatahkan Clijters dalam posisi 3-3 di set kedua. Kondisi tersebut bisa jadi mempengaruhi performanya karena dia kemudian cuma bisa memenangi tiga game sebelum akhirnya kalah.

Ini bukan kali pertama Li Na memprotes sikap fans China. Saat menghadapi Dinara Safina di semifinal Olimpiade 2008 dia juga meminta fans untuk "tutup mulut".

Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : Getty Images

Silakan Panggil Clijsters 'Aussie Kim'

Melbourne - Meski berasal dari Belgia Kim Clijsters justru punya julukan Aussie Kim. Setelah akhirnya memenangi Australia Terbuka, nama tersebut kini sah menjadi bagian dari petenis 27 tahun itu.

Julukan Aussie Kim bermula sejak sekitar delapan tahun lalu, saat dia berpacaran dan kemudian bertunangan dengan petenis Australia Lleyton Hewitt. Sejak saat itu Clijsters selalu dapat dukungan penuh dari publik Australia, dan dapat julukan Aussie Kim, meski hubungannya dengan Hewitt bubar di tahun 2004.

Setiap berpartisipasi di Australia Terbuka, Kim menjadi petenis asing yang selalu dapat dukungan penuh dari fans tuan rumah. Termasuk di penyelenggaraan tahun 2011 ini, di mana dia mampu menuntaskannya dengan menjadi juara setelah mengalahkan Li Na dengan 3-6, 6-3 dan 6-3.

"Sekarang saya rasa kalian semua bisa memanggil saya dengan ‘Aussie Kim’ karena saya memenangi gelar ini," sahut dia sambil tersenyum lebar dan terlihat menahan tangis usai laga final seperti dikutip dari Reuters.

"Saya masih sedikit gemetar. Li Na jelas merupakan kompetitor yang tangguh. Dia benar-benar menunjukkannya pada saya. Saya terpaksa mundur dan menarik diri - saya tak menyukai itu".

"Di set pertama, saya pikir ‘Wow! Ini terlalu cepat buat saya!’ Itu sulit. Saya merasa di set kedua dia mulai merasa gugup. Saya gembira bisa menuntaskannya sampai akhir," tuntas Clijsters yang berkat kemenangannya tersebut kini punya empat gelar Grand Slam, selain tiga trofi Amerika Serikat Terbuka di tahun 2005, 2009 dan 2010

Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : Reuters

Clijsters Juara Usai Tundukkan Li Na

Melbourne - Kim Clijsters memupus ambisi Li Na untuk menjadi petenis China pertama yang memenangi Grand Slam. Di final Australia Terbuka, Clijsters memetik kemenangan dalam pertarungan tiga set.

Dalam laga final yang berakhir Sabtu (29/1/2011) sore WIB, Clijsters harus menderita kekalahan di set pertama. Namun petenis asal Belgia itu kemudian mampu bangkit dan merebut dua set berikutnya untuk mengamankan kemenangan dengan 3-6, 6-3 dan 6-3.

Sukses menjuarai Australia Terbuka adalah yang pertama buat Clijsters. Total dia kini sudah mengumpulkan empat gelar Grand Slam, dengan tiga lainnya didapat di Amerika Serikat Terbuka tahun 2005, 2009 dan 2010.

Sementara buat Li Na, hasil ini memupus ambisinya menjadi petenis pertama asal China yang memenangi gelar Grand Slam. Meski begitu, keberhasilan lolos ke final sudah menjadi torehan prestasi tersendiri buat petenis yang ditempatkan sebagai unggulan sembilan itu.
 
Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : Getty Images

Simon Kandas, Wakil Indonesia Habis

Seoul - Habis sudah wakil-wakil Indonesia di Korea Premier Super Series. Simon Santoso yang menjadi satu-satunya pebulutangkis tanah air tersisa, tunduk saat menghadapi Lin Dan dalam pertarungan tiga set.

Dalam laga babak semifinal yang berakhir Sabtu (29/12011) siang WIB, Simon harus mengakui Lin Dan setelah bertarung selama satu jam dan lima belas menit. Meski mampu memberikan perlawanan sengit di dua set awal, Simon takluk 21-23, 22-20 dan 15-21.

Kekalahan tersebut memupus harapan Indonesia untuk bisa masuk final dan meraih gelar. Simon adalah satu-satunya wakil Merah Putih di semifinal setelah kemarin Taufik Hidayat kalah, juga atas Lin Dan.

Menghadapi pebulutangkis yang ditempat di unggulan enam, Simon sesungguhnya mampu memberi perlawanan. Di set pertama misalnya, dia bisa unggul lebih dulu 5-2 sebelum kemudian terlibat saling susul poin. Di set awal ini Lin Dan menang 23-21.

Set kedua kembali berjalan sengit dengan saling salip angka masih terjadi. Kali ini Lin Dan yang sempat unggul 12-7, untuk kemudian keduanya saling susul dan berakhir dengan keunggulan Simon 22-20.

Di set penentuan Simon tak mampu memberikan perlawanan seperti di dua set awal. Tertinggal sejak poin pertama dia tak pernah bisa menyusul perolehan angka lawannya, untuk kemudian menyerah 15-21.

Lin Dan akan menghadapi pebulutangkis andalan Malaysia, Lee Chong Wei dalam laga final yang akan dilangsungkan Minggu (30/1/2011) besok. Sementara China dipastikan akan membawa pulang tiga gelar dari kejuaraan ini menyusul terciptanya final sesama pebulutangkis mereka di nomor ganda putri, tunggl putri dan ganda campuran.
 
Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : getty image

Masuk Final, Murray Mau Tuntaskan Penantian 75 Tahun

Melbourne - Andy Murray melangkah ke final Australia Terbuka usai menundukkan David Ferrer. Petenis asal Skotlandia itu kini punya kesempatan menyudahi puasa gelar Grand Slam petenis Inggris Raya yang sudah bertahan 75 tahun.

Dalam pertandingan semifinal yang dilangsungkan Jumat (28/1/2011) kemarin, Murray harus bertarung empat set sebelum menundukkan Ferrer. Di akhir laga, petenis 23 tahun itu menang dengan skor 4-6, 7-6, 6-1 dan 7-6.

Ini merupakan final Grand Slam ketiga Murray sepanjang karirnya setelah yang pertama di Amerikas Serikat Terbuka 2008 dan Australia Terbuka tahun lalu. Sebagai catatan, di dua laga tersebut Murray selalu kalah atas Roger Federer.

FedEx dipastikan tak akan menghalangi langkah Murray kali ini karena dia sudah tersingkir di babak semifinal. Yang menunggu untuk ditaklukkan adalah mantan juara tahun 2008 Novak Djokovic.

"Pertama-tama, ini lebih sebagai mimpi pribadi dan sebagai target pribadi saya," sahut Murray usai pertandingan.

Masuk ke final, Murray berkesempatan menyudahi puasa gelar Grand Slam yang harus dialami petenis-petenis Inggris Raya sejak 75 tahun lalu. Orang Inggris terakhir yang bisa merasakan gelar juara nomor tunggal putra adalah Fred Perry di tahun 1936.

"Sisi historisnya, (sesungguhnya) itu bukan sesuatu yang banyak saya pikirkan, tapi jelas secara pribadi ingin saya coba dan menangkan. Tapi saya juga tak mau terlalu terlalu berambisi yang justru bisa membuat penampilan saya buruk," lanjut Murray di Yahoosports.

Dengan usia yang sama-sama 23 tahun, dan hari kelahiran yang hanya berbeda hitunggan minggu, Murray dan Djokovic sudah saling kenal sejak masih belia. Namun baru sekali ini keduanya berhadapan di final seri Grand Slam.

Keduanya saat ini tercatat sudah lima kali saling berhadapan, dengan si petenis Serbia unggul tipis 3-2.

Sumber : Doni Wahyudi - detiksport
foto : getty image

Jumat, 28 Januari 2011

Hebat...! Simon Singkirkan Peter Gade

Tunggal putera Pelatnas Cipayung, Simon Santoso membuat kejutan dengan menyingkirkan  Peter Hoeg Gade untuk maju ke semifinal Koprea Terbvuka Super Series Premier, Jumat (28/1).Simon yang tidak diunggulkan mampu menyingkirkan Gade yang diunggulkan di tempat ketiga Korea Terbuka dalam dua game 21-17 21-16. t.

Simon yang sempat didera cedera bermain tanpa cela. Ia mampu memaksa lawannya bermain di bawah tekanan dan merebut dua game dalam 45 menit.
Di babak-babak sebelumnya, Simon menyingkirkan unggulan 7 asal Thailand, Boonsak Ponsana serta pemain asal Inggris, Rajiv Ouseph.
Kini Simon menunggu pemenang pertandingan perempatfinal lainnya antara pemain Indonesia lainnya, Taufik Hidayat yang menghadapi pemain utama China, Lin Dan.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/JACQUES DEMARTHON

Tantowi/Butet Beri Perlawanan Ketat

Ganda campuran Indonesia, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir memberi perlawnanan ketat sebelum tersingkir di babak perempatfinal turnamen Korea Terbuka Super Series Premier, Jumat ( 28/1).
Tantowi/Butet harus berjuang 1 jam 9 menit sebelum kalah rubber game menghadapi ganda China, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Mereka kalah dari unggulan lima tersebut 18-21 21-19 20-22.
Ganda Indionesia ini maju ke babak perempatfinal setelah menyingkirkan rekan senegara, Pia Zebadiah Bernadet/Fran Kuniawan 21-14 21-19 di babak kedua, Kamis.
Dengan kemenangan ini, Zhang/Zhao akan menghadapi rekan senegara, Xu Chen/Ma Jin yang maju ke semifinal dengan menyisihkan unggulan delapan, He Hanbin/Yu Yang 21-13 21-13.

Sumber : kompas.com
foto : KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pennetta/Dulko Juara Ganda Putri

Flavia Pennetta menjadi petenis Italia pertama yang mengangkat trofi Australia Terbuka, Jumat (28/1/2011). Dia menjuarai nomor ganda putri bersama petenis Argentina, Gisela Dulko.
Pasangan tersebut pada final mengalahkan pasangan Maria Kirilenko dari Rusia dan Victoria Azarenka dari Belarus, 2-6, 7-5, 6-1. Gelar ganda pertama bagi kedua pemain tersebut diraih pada penampilan pertama mereka di final turnamen grand slam.

Pennetta/Dulko sebelumnya terlihat dalam bahaya saat pasangan Kirilenko/Azarenka mulai bermain tangguh, mendominasi lawan mereka dengan pukulan yang keras. Akan tetapi, mereka dengan cepat bangkit dari ketertinggalan satu set dan membuat sebuah break untuk memenangi set kedua.
Azarenka memegang servis saat unggul 5-4 set kedua. Namun, pasangan unggulan teratas itu membalas mencuri poin dan memenangi tiga game berikutnya untuk menyamakan kedudukan dalam pertandingan tersebut.

Sejak saat itu Azarenka kesulitan melawan konsistensi duet Italia/Argentina tersebut. Pennetta/Dulko mencuri poin lebih dulu pada set penentuan sebelum akhirnya merebut kemenangan dalam waktu 2 jam 11 menit.
Dengan kemenangan tersebut, Dulko masih bertahan sebagai petenis peringkat teratas untuk nomor ganda, sementara Pennetta di posisi kedua.

Sumber : Kopas.com
foto : AFP

Murray Bangkit dan Maju ke Final

Andy Murray bangkit dari kekalahan di set pertama untuk menyingkirkan David Ferrer di semifinal Australia Terbuka, Jumat (28/1/11). Unggulan kelima dari Inggris ini menang 4-6, 7-6 (7/2), 6-1, 7-6 (7/2) atas unggulan ketujuh dari Spanyol tersebut.

Atas hasil ini, Murray melangkah ke final untuk bertemu dengan unggulan ketiga dari Serbia, Novak Djokovic, yang kemarin menyingkirkan juara bertahan Roger Federer. Murray pun menghidupkan kembali harapan untuk membuka lembaran baru bagi dunia tenis Inggris yang sudah 75 tahun tak pernah melahirkan lagi seorang juara grand slam.

Pertandingan final pada Minggu (30/1/11) nanti menjadi penampilan kedua secara berturut-turut Murray di final Australia Terbuka. Tahun lalu, dia juga membukukan prestasi serupa sebelum ditaklukkan peraih 16 gelar grand slam dari Swiss, Roger Federer. Waktu itu pula, Murray menjadi petenis Inggris pertama yang tampil dalam final di Melbourne Park, setelah John Lloyd melakukannya pada 1977.

Sejak Fred Perry menjadi juara grand slam pada tahun 1936, Inggris tak pernah lagi memiliki seorang juara. Nah, di pundak Murray-lah asa itu diletakkan, apalagi Murray pun sedang mengincar gelar pertama turnamen paling bergengsi tersebut.

"Dia atlet yang luar biasa dan kompetitor yang hebat. Dia bekerja sangat keras dan memiliki ketajaman," ujar Murray mengenai Ferrer.

"Kondisinya sangat berbeda pada malam hari dibandingkan selama siang, dan saya telah bermain dalam kondisi ini (siang) pada dua pertandingan terakhir. Pada awalnya, dia mendikte semua perolehan poin dan di set kedua saya mulai bermain menyerang dan berhasil," ujarnya.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/GREG WOOD

Rekor Pertemuan Clijsters dan Li Na

Grand Slam Australia Terbuka 2011 akan memunculkan juara baru menyusul pertemuan antara unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters, dan unggulan kesembilan dari China, Li Na, pada final yang berlangsung Sabtu (29/1/2011). Siapa yang bakal memenangi pertarungan di Melbourne Park ini?

Clijsters menjadi favorit juara grand slam awal tahun tersebut. Selain karena unggul 4-2 dalam head-to-head dengan Li Na, mantan pemain nomor satu dunia ini juga memiliki beberapa kelebihan dalam segi teknis di lapangan. Dia juga sudah sering merasakan aroma final grand slam, yang ditunjukkannya dengan tiga kali menjuarai AS Terbuka (2005, 2009, 2010) serta menjadi finalis Perancis Terbuka (2001, 2003) dan Australia Terbuka (2004).
Meskipun demikian, kiprah Li Na tak bisa dipandang sebelah mata. Jika berada dalam performa terbaik, pemain berusia 28 tahun ini bisa menjadi batu sandungan bagi Clijsters dalam mengakhiri penantiannya meraih gelar pertama di Melbourne Park. Pasalnya, pemain peringkat ke-11 dunia ini hampir selalu menjadi penjegal para pemain top.

Berikut sedikit perbandingan Clijsters dan Li Na:
Clijsters merupakan salah satu pemain terkuat di ajang tur wanita sejak dia kembali lagi ke tenis profesional pada 2009 pascapensiun. Akurasi groundstroke dibarengi forehand yang bagus serta mental yang kuat membuatnya pantas difavoritkan untuk merengkuh gelar keempat di grand slam.
Sementara Li Na selalu menyulitkan para pemain top jika dia sedang on fire. Apalagi, dia punya senjata andalan, yaitu groundstroke yang flat, terutama backhand. Jadi, dia juga pantas diperhitungkan untuk menjadi orang Asia pertama yang menjuarai grand slam. Hanya, semifinalis Australia Terbuka 2010 ini kerap melakukan kesalahan serta mentalnya cepat drop.

Bagaimana tanggapan mereka menjelang partai final besok?
Clijsters: "Siapa yang akan bermain lebih bertenaga dan jarang membuat kesalahan sendiri akan memiliki peluang paling besar untuk menjadi pemenang besok."
Li Na: "Dia adalah orang yang baik, seorang pemain hebat, juga keras. Tentu saja pertandingan nanti bakal ketat. Tak pernah mudah dalam bermain tenis, (tetapi) saya sudah di final sehingga saya akan bermain tanpa beban."
"Head-to-head"
2/2011 WTA Sydney: Li Na - Kim Clijsters 7-6 (3), 6-3 di final
35/2009 WTA AS Open: Kim Clijsters - Li Na 6-2, 6-4 di perempat final
12/2007 WTA Miami: Li Na - Kim Clijsters 4-6, 6-4, 6-2 di babak keempat
2/2007 WTA Sydney: Kim Clijsters - Li Na 6-1, 1-6, 7-5 di semifinal
26/2006 WTA Wimbledon: Kim Clijsters - Li Na 6-4, 7-5 di perempat final
2/2006 WTA Sydney: Kim Clijsters - Li Na 6-3, 6-1 di babak kedua
Perjalan menuju final
Kim Clijsters
Vs Zvonareva 6-3, 6-3
Vs Radwanska 6-3, 7-6 (4)
Vs Makarova 7-6 (3), 6-2    
Vs Cornet 7-6 (3), 6-3    
Vs Suarez Navarro 6-1, 6-3
Vs Safina 6-0, 6-0
Li Na
Vs Wozniacki 3-6, 7-5, 6-3
Vs Petkovic 6-2, 6-4
Vs Azarenka 6-3, 6-3
Vs Zahlavova Strycova 6-2, 6-1
Vs Rodina 6-3, 6-2
Vs Arvidsson 6-1, 7-5

Sumber : kompas.com
foto : AFP/GREG WOOD

"Aussie Kim" Ingin Buyarkan Mimpi China

Kim Clijsters selangkah lagi mengakhiri penantian panjangnya untuk merengkuh gelar Australia Terbuka. Setelah menunggu selama tujuh tahun sejak menjadi finalis di Melbourne Park pada 2004, petenis Belgia ini, yang mendapat julukan "Aussie Kim", kembali menapaki final yang akan berlangsung Sabtu (29/1/11).

Namun, masih ada satu rintangan lagi yang masih menghadangnya, yaitu petenis China, Li Na. Meskipun lebih difavoritkan, tetapi Clijsters harus mewaspadai calon lawannya tersebut, yang sedang berada dalam kepercayaan diri yang tinggi setelah mencatat sejarah untuk pertama kalinya menembus final grand slam.
Ya, Li Na baru saja menggegerkan tenis putri dunia setelah mengalahkan pemain nomor satu dunia Caroline Wozniacki di semifinal. Alhasil, pemain peringkat 11 dunia tersebut tercatat sebagai petenis wanita pertama Asia, yang menembus sebuah final grand slam.
Li Na, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, tentu saja tak ingin berhenti di sini. Demi memopulerkan tenis di negaranya, pemain berusia 28 tahun tersebut pasti mengejar prestasi tertinggi, yaitu sebagai juara, sehingga cita-citanya sebagai inspirator para pemain muda China, bisa terwujud.
Nah, sadar bahwa Li Na yang sekarang sudah berbeda dari sebelum-sebelumnya, Clijsters berjanji untuk bermain penuh konsentrasi dan meminimalisir kesalahan. Sebab, dengan itulah (minim kesalahan) dia bisa memupus impian Li Na untuk menorehkan tinta emas dalam kariernya sebagai petenis profesional.
"(Dulu) dia tidak pernah bisa tampil hebat dan lolos di sebuah grand slam," ujar Clijsters, yang merupakan unggulan ketiga. "Secara mental (sekarang) anda tentu saja bisa melihat ada sebuah perbedaan yang besar," tambah peraih tiga grand slam ini, yang semuanya diperoleh di AS Terbuka.

Memang, secara head-to-head Clijsters unggul 4-2 atas Li Na. Tetapi pada pertemuan terakhir di final Sydney International, Li Na membungkam Clijsters dengan straight set 7-6, 6-3, sekaligus memberikan gambaran bahwa Li Na tetap punya peluang menggenggam trofi di Melbourne Park.
"Saya kira saya tidak dalam kondisi siap 100 persen ketika melawan di di Sydney," ujar Clijsters, yang sudah merengkuh 40 gelar dan meraih hadiah uang lebih dari 21 juta dollar AS sepanjang kariernya.
"Dia bermain luar biasa, mungkin yang terbaik selama saya bertemu dengannya. Karenanya, pertandingan nanti pasti sulit. Tetapi saya akan bertarung habis-habisan untuk meraih poin seperti yang dilakukan kemarin (semifinal)."

Sumber : Kompas.com

Li Na Merasa Hidupnya Semakin Menarik

Kehidupan rumah tangga Li Na saat ini sedikit lebih rumit ketika sang suami juga menjadi pelatihnya. Itu berarti, pasangan suami-istri tersebut harus tetap memasang radar kontrol, baik di dalam maupun di luar lapangan tenis. Namun Li merasa hidupnya semakin menarik.
Sebelumnya, Li ditangani Thomas Hogstedt sampai akhir tahun lalu, ketika dia menjadi petenis China yang paling sukses. Mengawali musim 2010, Li membuat kejutan dengan menembus semifinal Australia Terbuka dan rankingnya menembus 10 besar yang bertahan selama 16 pekan.

Namun ketika mengawali tahun 2011, dia menunjuk suaminya, Jiang Shan, menjadi pelatih. Hasilnya cukup menjanjikan karena di tahun baru ini dia menyabet gelar Sydney International usai mengalahkan Kim Clijsters di final, sebelum terjun ke Australia Terbuka ini. Sekarang, Li menapaki babak keempat grand slam lapangan keras di Melbourne Park ini, setelah menang 6-2, 6-1 atas Barbora Zahlavova, Jumat (21/1/11).
"Ya, ini menarik karena anda selalu berusaha keras," ujar Li. "Maksudku, di lapangan saya selalu harus mendengar apa yang dia katakan. Tetapi kami kami selalu mendapatkan sebuah bonus pada pekerjaan dan hidup."
Nah, jika Jiang menjadi bos ketika di lapangan tenis, apakah tanggung jawab Li di lapangan?
"Kadang-kadang saya tidak bisa melakukan apa yang saya inginkan. Saya pikir, dia secara total mengontrol."
Li merupakan satu dari dua petenis China yang berhasil menembus semifinal Australia Terbuka pada tahun lalu. Itu adalah pertama kalinya di mana dua pemain dari sebuah negara mencapai babak yang sama di grand slam. Li mengalahkan Venus Williams dan Caroline Wozniacki untuk menembus babak empat besar, sebelum dihentikan Serena Williams.

Tahun ini, Serena tak bisa ambil bagian karena masih dalam pemulihan cedera. Tanpa sang juara bertahan, masih ada Venus, Clijsters dan Wozniacki, yang menjadi favorit juara.
Zheng Jie, pemain China lainnya yang tahun lalu masuk semifinal, juga absen karena cedera. Tetapi, masih ada pengganti dari negeri "Tirai Bambu" ini, yaitu Peng Shuai, yang kemarin membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan ketujuh Jelena Jankovic, pada babak ketiga.

Kesuksesan Li tahun lalu memunculkan spekulasi bahwa tenis akan semakin populer di China, yang memang lebih terkenal dengan tenis meja-nya (untuk versi tenis) dibandingkan dengan apa yang dimainkan Li. Hanya saja, Li, yang pada usia sembilan tahun beralih dari bulu tangkis ke tenis, tidak terlalu yakin. Menurutnya, meskipun dirinya menjadi juara di Melbourne Park, ketenaran tenis tidak akan bertahan lama.
"Mungkin hanya untuk sebulan, setelah itu semua orang akan melupakannya," canda Li. "Saya tidak yakin. Jika satu pemain China bisa menjadi juara grand slam di China, mungkin China akan berbalik. Saya tidak tahu."

Sumber : Kompas.com
foto : CHINADAILY.COM

Li Na Torehkan Sejarah!

Li Na membuat sejarah menjadi petenis asal Asia pertama yang melaju ke final turnamen grand slam, Kamis (27/1/2011).
Tidak tanggung-tanggung, Li Na menyingkirkan petenis nomor satu dunia sekaligus unggulan pertama Caroline Wozniacki 3-6, 7-5, 6-3 di semifinal turnamen Grand Slam Australia Terbuka.
Dalam pertandingan semifinal ini, Li Na bermain pantang menyerah. Ia menekan Wozniacki melalui pukulan silang ke arah forehand dan terutama backhand petenis asal Denmark tersebut.
Setelah kalah 3-6 di set pertama, Li Na nyaris kalah setelah tertinggal 4-5 di set kedua. Namun, ia kemudian mampu mematahkan servis Wozniacki dan berbalik unggul 7-5. Set ketiga kemudian sepenuhnya dikuasi pemain asal China tersebut dan akhirnya menang 6-3.
Di final Li Na menunggu pemenang pertandingan semifinal lain antara petenis Belgia, Kim Clijsters, dan petenis Rusia, Vera Zvonareva.

sumber : Kompas.com
foto : AFP/GREG WOOD

"Apa Pun Hasilnya, Li Na Sudah Juara"

Petenis Rusia, Vera Zvonareva, memuji keberhasilan Li Na ke final Australia Terbuka. Unggulan kedua asal Rusia ini mengatakan, apa pun yang terjadi di partai puncak nanti, China tetap sudah memiliki seorang juara.
Li Na membuat kejutan di semifinal grand slam lapangan keras ini, Kamis (27/1/2011). Melawan pemain nomor satu dunia asal Denmark, Caroline Wozniacki, Li Na mampu meraih kemenangan. Meskipun kalah 3-6 di set pembuka, Li Na bangkit dan meraih kemenangan di dua set selanjutnya dengan 7-5, 6-3.
Di final, Li Na akan bertemu unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters. Mantan pemain nomor satu dunia ini lolos setelah menyingkirkan Zvonareva dengan straight set, 6-3, 6-3.
"Saya pikir ini sudah menjadi sebuah kemenangan bagi China ketika memiliki seorang pemain di final," ujar Zvonareva setelah kalahan dari Clijsters. "Saya tidak tahu apa yang terjadi pada hari Sabtu nanti (final), tetapi saya pikir China sepatutnya bangga dengan keberhasilannya."

"Dia telah melakukan sesuatu yang menakjubkan untuk negaranya ketika menjadi orang pertama yang berada di peringkat 10 besar. Kemudian, dia menjadi orang pertama yang berada di final. Itu tentu saja akan membangkitkan gairah tenis di China," lanjutnya.
"Saya pikir, bagi saya, dia sudah menjadi seorang pemenang. Kita akan melihat apa yang terjadi pada hari Sabtu nanti," kata Zvonareva.

sumber : Kompas.com
foto : AFP/PAUL CROCK

Inilah Rahasia Li Na Raih Tiket Final

Petenis China, Li Na, membeberkan rahasia yang membuatnya bisa bangkit dari keterpurukan dan akhirnya meraih tiket final Australia Terbuka. Pemain peringkat ke-11 dunia ini mengatakan, hadiah uang 2,2 juta dollar AS (sekitar Rp 19,855 miliar) menjadi daya tarik baginya sehingga bisa mengalahkan unggulan utama, Caroline Wozniacki, di semifinal, Kamis (27/1/2011).

Memang Li Na sempat berada dalam posisi kritis setelah kalah 3-6 di set pembuka. Akan tetapi, pemain berusia 28 tahun ini tak menyerah pada keadaan. Alhasil, di dua set selanjutnya dia berhasil mengalahkan pemain nomor satu dunia asal Denmark itu dengan 7-5, 6-3 dan menorehkan sejarah sebagai petenis Asia pertama yang menembus final grand slam.

Lalu, apa yang menjadi rahasia Li Na sehingga bisa membuat kejutan besar ini?

"Hadiah uang," ujar Li Na dengan canda, yang disambut gelak tawa penonton.

Dia juga mengaku tak bisa tidur pulas menjelang pertandingan semifinal tersebut karena suami yang juga pelatihnya, Jiang Shan, tidur mengorok sepanjang malam. Itu yang membuat dia terpaksa bangun setiap jam.

Jika berhasil menjadi juara, Li Na yang sepanjang kariernya sudah mengumpul hadiah uang senilai 3.429.919 dollar AS akan mendapat tambahan 2,18 juta dollar AS. Jadi, wajar jika Li Na ngotot untuk menang.

Sumber : Kompas
foto : FP/WILLIAM WEST

Li Na Banjir Pujian

Media China dan para pengguna internet di negara itu larut dalam kegembiraan. Eforia melanda, karena pada Kamis (27/1/11), Li Na menumbangkan petenis peringkat satu dunia Caroline Wozniacki 3-6, 7-5, 6-3 di semifinal Australia Terbuka, yang menjadikannya sebagai wanita Asia pertama berhasil mencapai final sebuah Grand Slam.

Ini adalah semifinal petenis berusia 28 tahun tersebut secara berturut-turut di Australia Terbuka. Pada 2010, dia juga meraih hasil serupa, sebelum disingkirkan petenis AS, Serena Williams, yang akhirnya jadi juara.
Sekarang, Li Na berhasil mengatasi bayang-bayang kekalahan tahun lalu itu dan maju ke final dengan kemenangan bersejarah dan dramatis atas lawannya yang barusia 20 tahun. Li Na berjuang mengatasi rasa grogi dan melakukan serentetan kesalahan sendiri.
"Sungguh suatu keajaiban! Ia lolos dari match point dan berhasil membalikkan keadaan!" demikian bunyi sebuah berita yang dibuat oleh seorang kolumnis olahraga sebuah portal internet kenamaan di China, qq.com, tepat di bawah foto Li Na yang sedang tersenyum setelah kemenangannya.
"Seorang China yang memasuki final Grand Slam untuk pertama kali berarti membuka lembar sejarah baru dunia tenis China," tulis sebuah media.  
Kemenangan Li Na itu disiarkan langsung oleh China Central Television, jaringan televisi milik pemerintah China. Televisi ini kemudian menyiarkan berbagai laporan dan fitur yang berkaitan dengan kesuksesan Li Na dan segala pernak-perniknya, serta laporan tentang peringkat petenis nomor sebelas ini yang akan meroket dan akan berada dalam jajaran sepuluh besar petenis elit dunia sebagaimana akan diumumkan oleh WTA minggu depan.

Di babak final nanti Li Na akan menghadapi juara Grand Slam tiga kali, Kim Clijster, pada Sabtu (29/1/11).
"Pertandingan yang tidak akan mudah bagi Li Na," kata salah satu pengguna media online di situs Titus Sports Weekly, sebuah situs internet khusus olahraga yang terpopuler di China.
"Saya harap-harap cemas waktu menonton pertandingannya, ketika lawannya menang pada set pertama, jantung saya berdebar kencang, Na Na (Li Na) engkau memang hebat, selamat--engkaulah kebanggaan China," tulis salah seorang penggemar internet di portal situs 163.com.
"Kami yakin engkau bisa menjadi juara di Melbourne, melihat bagaimana engkau bermain menyerang, tak ada seorang pun yang akan mampu mengatasinya, tidak juga Clijsters," tulis sebuah media.
Tercatat Li Na pernah mencapai babak perempat final Wimbledon pada 2010, tahun yang menjadi tonggak sejarah kesuksesan Li Na karena ia kemudian masuk jajaran 10 besar petenis dunia untuk pertama kalinya.
Petenis asal Wuhan, China ini pada 2011 juga tercatat belum terkalahkan sejak memenangi Sydney Internasional bulan ini, di mana lawan yang berhasil ditaklukkannya pada babak final adalah Clijsters, calon lawannya di final nanti.
Para pengguna internet di China memuji Li Na atas daya tahan dan kegigihannya.
"Seandainya saya yang main, saya pasti sudah menyerah di set kedua itu. Saya begitu tegang, begitu terharu, air mata saya mengalir tak tertahan melihat ia menang," kata seorang pengguna internet di sina.com.
"Saya dengar Asosiasi Tenis China tidak suka pada Li Na karena ia dianggap banyak ulah, mereka malah pernah menekannya," ungkap seorang penggemar.
Li Na dikenal di China karena pernyataan-pernyataannya yang blak-blakan dan terus-terang. Sekitar dua tahun lalu ia pernah menyerukan agar program olahraga negara itu, yang terkenal karena kekakuannya, dirombak saja agar dapat memberi kesempatan kepada para atlet mengembangkan karier tanpa kontrol yang terlalu kaku dan berlebihan dari pemerintah.
Pada waktu itu ia baru saja memenangi hak untuk mengelola kariernya sendiri dan mendapat bagian yang lebih besar dari uang hadiah pertandingan yang dijalaninya. Sebelumnya, ia berkali-kali protes atas ketidakadilan itu.

Sewaktu diwawancarai di tepi lapangan setelah memenangi pertandingan dengan Wozniacki, Li Na sempat melemparkan lelucon bahwa keinginan memperoleh hadiah uang sebesar 2,18 juta dollar AS merupakan hal yang memotivasinya untuk berjuang gigih.
Selain itu sambil bercanda ia ungkapkan bahwa kekalahannya pada set pertama itu juga akibat tidak bisa tidur di malam sebelum pertandingan gara-gara dengkuran suami yang juga pelatihnya, Jiang Shan. Lelucon itu membuat para penonton di lapangan dan pemirsa televisi turnamen Australia Terbuka tertawa geli.

Sumber : Kopas.com
foto : AFP

Tahun Terakhir buat Clijsters

Finalis Australia Terbuka, Kim Clijsters, mengisyaratkan tahun 2011 merupakan tahun terakhir ia ikut dalam tur dunia.
Clijsters (27) akan menghadapi petenis asal China, Li Na, di babak final tunggal putri turnamen Grand Slam Australia Terbuka, Sabtu (30/1/2011). Ia berharap dapat menambah satu gelar juara turnamen grand slam setelah merebut gelar juara AS Terbuka pada 2009 dan 2010.
Sejak memutuskan kembali ke dunia tenis pada 2009, Clijsters sempat mengatakan akan bermain hingga empat tahun mendatang. Namun, Jumat (28/1/2011) ia mengisyaratkan akan  mengurangi keterlibatannya dalam tur dunia.
"Mungkin ini akan menjadi tahun terakhir keterlibatan saya dalam tur dunia. Setelah itu, kita lihat situasinya," kata Clijsters. "Tentu saja menyenangkan dapat melaju ke final," katanya.
Clijsters memutuskan kembali bermain pada Agustus 2009 dan langsung menjuarai AS Terbuka dalam turnamennya yang ketiga setelah kembali. Ia mengulanginya pada tahun 2010.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/PAUL CROCK

Li Na: Semoga Bisa Menginspirasi China

Petenis China, Li Na, berharap keberhasilannya mencapai final Australia Terbuka, dan menjadikannya sebagai orang Asia pertama yang mencapai final sebuah grand slam, menjadi inspirasi bagi generasi baru China. Pemain peringkat 11 dunia ini juga punya impian besar, suatu saat nanti China bakal jadi rival terberat Rusia dalam tenis putri dunia.
Li Na tampil sangat impresif di semifinal, Kamis (27/1/2011). Pemain berusia 28 tahun ini, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, berhasil mengalahkan pemain nomor satu dunia asal Denmark, Caroline Wozniacki, dengan 3-6, 7-5, 6-3. Di final, Li Na akan bertemu dengan unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters.

"Saya pikir mungkin karena sekarang saya sudah mencapai final, maka mungkin banyak pemain muda dan anak-anak akan melihat itu dan berpikir, 'Barangkali suatu hari nanti kami bisa melakukan hal yang sama atau mungkin lebih baik darinya!?'," ujar Li Na seusai pertandingan. "Karena itu, beberapa hari mereka akan merasa lebih percaya diri."
Peraih gelar Sydney International awal bulan ini juga mengatakan, semoga kesuksesannya membuka pikiran menteri olahraga China agar memberikan perhatian terhadap tenis. Dengan demikian, China tak lagi hanya "mendewakan" bulu tangkis dan tenis meja, yang sudah sangat identik dengan mereka.
"Tetapi sekarang, mungkin mereka berkata, 'Oh, mungkin kami sebaiknya melihat tenis'. Karena itu, saya pikir, jika kami melakukan lebih baik... banyak orang akan datang untuk menonton, lebih banyak orang akan memberikan perhatian."

Tahun lalu, Li Na juga tampil mengejutkan di Australia Terbuka. Dia berhasil menembus semifinal. Bahkan, waktu itu China menorehkan sejarah dengan meloloskan dua pemainnya ke babak empat besar karena Zheng Jie juga meraih tiket ke semifinal.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/NICOLAS ASFOURI

Rabu, 26 Januari 2011

Taufik & Dua Ganda Putra Lolos

Seoul - Taufik Hidayat melangkah ke babak kedua Korea Premier Super Series 2011. Sementara dua wakil Indonesia di nomor ganda putra juga sukses melewati babak pertama.

Dalam pertandingan babak pertama, Rabu (26/1/2011), Taufik sukses menyingkirkan Sho Sasaki (Jepang). Taufik yang ditempatkan sebagai unggulan kedua menang dalam duel tiga set 21-12, 10-21, 21-15.

Di babak kedua, pebulutangkis 29 tahun itu akan ditantang pemain Hongkong, Wing Ki Wong.

Sementara dua ganda putra Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan, juga lolos ke babak berikutnya. Kido/Hendra melaju setelah mengalahkan ganda Thailand, Songphon Anugritayawon/Sudket Prapakamol, dengan skor 21-16 dan 21-15. Selanjutnya, mereka akan menghadapi ganda Korea Selatan, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang.

Alvent/Hendra AG melewati babak pertama dengan menaklukkan duo Taiwan, Hung Ling Chen/Yu Lang Lin, dengan skor 21-9 dan 22-20. Di babak kedua, mereka bertemu pasangan Malaysia, Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari/Soon Hock Ong.

Nasib kurang beruntung dialami oleh tunggal putra Indonesia lainnya, Dionysius Hayom Rumbaka. Hayom kandas di babak pertama setelah dikalahkan unggulan ketiga, Peter Hoeg Gade, dengan skor 17-21 dan 10-21. Luluk Hadiyanto/Candra Wijaya juga tersingkir setelah kalah dari pasangan Korsel, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong 14-21 dan 18-21.
 
Sumber : Meylan Fredy Ismawan - detiksport
foto : Getty Images

Rafael Nadal Kandas

Melbourne - Kejutan terjadi di babak perempatfinal tunggal putra. Unggulan teratas yang juga pemain nomor satu dunia, Rafael Nadal, tersingkir setelah ditaklukkan kompatriot Spanyol-nya, David Ferrer, tiga set langsung.

Pada pertandingan yang berakhir Rabu (26/1/2011) petang WIB, Nadal kalah 6-4 6-2 6-3. Ambisinya menjadi orang pertama sejak 1969 yang bisa memenangi semua turnamen Grand Slam secara berturut-turut, atau yang ketiga dalam sejarah, pun harus tertunda.

Petenis kidal berusia 24 tahun itu memenangi tiga Grand Slam terakhir di Prancis Terbuka, Wimbledon dan AS Terbuka, yang membuat koleksi Grand Slam-nya menjadi sembilan.

Kekalahan dari Ferrer tersebut amat dipengaruhi oleh cedera yang menyergap Nadal di awal-awal pertandingan. Ia mengalami hamstring di paha kiri, yang membuatnya sempat mendapat perawatan. Meski mampu melanjutkan pertandingan, namun terlihat betul ia melakukannya dalam kesakitan.

Ferrer, yang kalah 11 kali dari 14 pertemuan sebelumnya melawan Nadal termasuk di tujuh laga terakhir, memanfaatkan keadaan itu dengan tanpa ampun. Ia membuat Nadal dalam tekanan penuh sepanjang pertandingan.

Nadal, juara di Melbourne Park di tahun 2009, beberapa kali tampak kecewa bercampur sedih dengan keadaannya. Saat tertinggal 0-3 di set ketiga, ia tampak menangis. Ferrer tetap "ganas" dan berhasil menyudahi pertandingan dalam waktu dua jam 33 menit.

Tahun lalu Nadal juga tersingkir di babak perempatfinal, juga karena cedera (lutut), saat bertemu dengan Andy Murray. Adapun bagi Ferrer, ia untuk kedua kalinya masuk semifinal Grand Slam setelah AS Terbuka 2007, ketika ia juga mengalahkan Nadal di babak delapan besar. Selanjutnya Ferrer akan berduel melawan Murray

Sumber : Kris Fathoni W - detiksport
foto : (AFP/William West)

Tunggal Putri Habis, Simon Santoso Melaju

Seoul - Indonesia dipastikan tanpa wakil di nomor tunggal putri, setelah Maria Febe Kusumastuti kandas di babak pertama. Sementara itu tunggal putra Simon Santoso melaju usai mengatasi Boonsak Ponsana.

Maria Febe dikalahkan oleh unggulan pertama Xin Wang lewat pertarungan dua set, 11-21 dan 13-21 dalam laga yang berlangsung Rabu (26/1/2011) siang WIB.

Tereliminasinya Maria Febe membuat tim Merah Putih tanpa wakil di nomor tunggal putri. Sebelumnya dua pebulutangkis Lindaweni Fanetri dan Aprilia Yuswandari kandas di ronde pertama babak kualifikasi.

Dari nomor tunggal putra, Simon Santoso melangkah ke babak kedua setelah mengatasi unggulan ketujuh Boonsak Ponsana lewat peratrungan straight set. Dalam laga yang berlangsung selama 45 menit ini, SImon menang 21-15, 21-15.

Namun langkah Simon tak diikuti oleh Tommy Sugiarto yang tersingkir usai kalah dari unggulan keenam Lin Dan melalui straight set, 15-21, 15-21.

Sementara itu ganda campuran meloloskan tiga wakil ke babak kedua. Mereka adalah pasangan Fran Kurniawan/Pia Zebadiah, Muhammad Rijal/Debby Susanto, dan Vita Marissa/Nova Widianto.

Fran/Pia melaju usai mengalahkan ganda Taiwan Wai Hang Fong/Hoi Wah Chu lewat rubber set, 20-22, 21-18, 21-13. Sementara Rijal/Debby lolos setelah mengakhiri perlawanan pasangan Jepang Kenichi Hayakawa/Shuzuka Matsuo 21-15,21-15.

Ada pun Nova/Vita memastikan tiket ke babak selanjutnya setelah mengatasi ganda Jepang yang lain, Hirokatsu Hashimoto/Mizuki Fujii 18-21, 21-16, 21-16.

Satu pasangan Indonesia di nomor ini harus kandas di babak pertama, yakni Markis Kido/Lita Nurlita yang disingkirkan pasangan Korea Selatan Ki Jung Kim/Hyun Young Yoo dengan skor 14-21, 21-19, 18-21. Ada pun Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir baru bertanding saat berita ini diturunkan. 
 
Sumber : Narayana Mahendra Prastya - detiksport
foto : anzilngoceh.blogspot.com

Murray Pastikan Langkah ke Empat Besar

Melbourne - Andy Murray berhasil menggenggam tiket semifinal usai mengalahkan petenis kuda hitam Alexander Dolgopolov lewat pertarungan emapt set. Murray kini menunggu pemenang Rafael Nadal kontra David Ferrer.

Murray mengalahkan Dolgopolov di babak perempatfinal yang berakhir Rabu (26/1/2011) siang WIB. Petenis Inggris Raya itu menang dengan skor 7-5, 6-3, 6-7 (3), dan 6-3.

Pertarungan ketat terjadi antara petenis unggulan kelima dan petenis unseeded asal Ukraina tersebut. Sempat unggul 4-1 di set pertama, Dolgopolov kemudian berhasil membuat skor seri 4-4 dan 5-5. Murray mengakhiri set pertama dengan kemenangan 7-5.

Murray kembali memenangi set kedua dengan skor 6-3. Setelah memimpin 4-1 dan 5-2, petenis 22 tahun itu berhasil memaksimalkan situasi leading dan menutup set dengan kemenangan.

Set ketiga menjadi milik Dolgopolov. Petenis yang di babak-babak sebelumnya menyingkirkan Jo-Wilfried Tsonga dan Robin Soderling itu berhasil menang 7-6 (3) dalam sebuah pertarungan yang ketat.

Murray memastikan kemenangan di set keempat dengan skor 6-3. Di babak berikutnya, Murray akan menanti pemenang antara David Ferrer kontra Rafael Nadal.

Untuk Murray, ia merupakan finalis Australia Terbuka tahun lalu. Ia melaju ke final usai mengatasi Marin Cilic di empat besar. Di laga puncak, Murray ditaklukkan Roger Federer.

Sumber : Narayana Mahendra Prastya - detiksport
foto : (Getty Images/J.Finey)

Semifinal Pertemukan Clijsters-Zvonareva

Melbourne - Kim Clijsters mengalahkan Agnieszka Radwanksa untuk maju ke semifinal. Selanjutnya ia akan ditantang oleh unggulan dua Vera Zvonareva dalam perebutan tiket ke partai puncak.

Pertandingan perempatfinal antara Clijsters berhadapan dengan Radwanska digelar di Rod Laver Arena, Rabu (26/1/2011) pagi WIB. Meski awalnya mudah, Clijsters dipaksa bekerja keras di set kedua sebelum memenangi laga dengan 6-3 7-6 (4).

Di set pertama, Clijsters hanya memberi lawannya tiga game. Dalam waktu kurang dari 30 menit, mantan petenis nomor dunia itu menutup set dengan 6-3.

Permainan Radwanska membaik di set kedua. Meskipun sempat tertinggal, namun petenis Polandia itu mampu menyamakan kedudukan dan memaksakan tie break.

Clijsters sukses memastikan kemenangan di poin keempat setelah pukulannya tidak dapat dikembalikan sempurna oleh Radwanska.

Di babak selanjutnya, Clijsters akan ditantang oleh peringkat dua dunia Vera Zvonareva untuk perebutkan tiket final.

"Saya harap pengalaman bisa membantu saya sedikit. Tapi ada banyak lawan berat, kita masih punya peringkat 1,2,3 dan ada Li Na yang bermain sangat bagus. Jadi ini permainan pasti akan sulit," ujar Clijsters dikutip Yahoosports.

"Saya kalah dari Vera di Wimbledon tahun lalu tapi dapat mengalahkannya di final AS Terbuka.

Petenis berjuluk 'Supermom' tengah mencari titel Grand Slam keempatnya dan gelar Australia Terbuka pertamanya setelah pencapian terbaiknya di turnamen ini hanya sampai final pada 2004 silam.

Sumber : Okdwitya Karina Sari - detiksport
(AFP/ Nicolas Asfouri)

Zvonareva Jejak Semifinal

Melbourne - Vera Zvonareva melangkah ke babak semifinal Australia Terbuka 2011. Unggulan kedua asal Rusia ini menyingkirkan Petra Kvitova dua set langsung.

Menghadapi Kvitova dalam laga perempatfinal, Rabu (26/1/2011), Zvonareva menang mudah di set pertama. Petenis 26 tahun itu mengalahkan Kvitova dengan skor 6-1 dalam tempo 29 menit.

Di set kedua, Kvitova memberikan perlawanan sengit. Sempat tertinggal 1-3, unggulan ke-25 asal Ceko ini mampu balik memimpin 4-3.

Namun Zvonareva menunjukkan kematangannya. Perlahan tapi pasti, petenis nomor dua dunia ini mampu mengejar perolehan poin dan memenangkan set kedua dengan skor 6-4 dalam waktu 46 menit.

Kemenangan ini menjaga peluang Zvonareva untuk memenangi titel grand slam pertamanya. Di babak semifinal, dia akan menghadapi Kim Clijsters atau Agnieszka Radwanska.

Sampai saat ini, catatan terbaik Zvonareva di Australia Terbuka adalah babak semifinal. Sebelum tahun ini, Zvonareva juga pernah lolos ke empat besar pada tahun 2009.

Sumber : Meylan Fredy Ismawan - detiksport
foto : Reuter

Henin mundur lagi dari tenis

Mantan petenis nomor satu dunia Justine Henin terpaksa kembali mundur dari dunia tenis karena cedera siku yang berkepanjangan.

Petenis Belgia berusia 28 tahun mengumumkan keputusan ini di situsnya dengan mengatakan bahwa sikunya "hancur" dalam turnamen tenis Australia Terbuka.

"Dalam beberapa bulan terakhir saya jarang tidak merasa kesakitan," ujarnya.

"Dokter mengatakan bahwa siku saya terlalu rapuh dan oleh karena itu saya tidak bisa meneruskan profesi saya dalam tingkat tinggi seperti ini."

Pertandingan terakhir Henin adalah babak ketiga Australia Terbuka, ketika dia kalah dari petenis Rusia Svetlana Kuznetsova.

Pemain Belgia, yang memenangkan tujuh gelar Grand Slam selama karirnya, pertama kali mundur dari cabang olahraga ini tahun 2008 ketika dia menduduki posisi petenis nomor satu dunia dan kembali berlaga di tur tenis WTA bulan Januari 2010.

Dia mencapai babak final Australia Terbuka tahun itu juga, namun upayanya terhalang setelah ligamen sikunya retak di Wimbledon.

Henin memulai musim pertandingan tahun ini dengan membawa Belgia ke final Piala Hopman.

Sumber : BBCIndonesia.com - detiksport
foto : AP

Selasa, 25 Januari 2011

Pemain Pelatnas Berguguran, Tommy Lolos

Beberapa pemain Pelatnas Cipayung yang harus melalui babak kualifikasi Korea Terbuka Super Series Premier langsung berguguran sebelum memasuki babak utama turnamen bulu tangkis berhadiah terbesar itu.
Dua tunggal putri dan dua ganda putra Pelatnas langsung tersingkir pada pertandingan pertama mereka pada turnamen berhadiah 1,2 juta dolar AS itu di Korea, Selasa (25/1/11).
Linda Weni Fanetri yang pekan lalu di Malaysia Super Series berhasil mencapai perempat final sebelum dikalahkan unggulan ketiga dari China Wang Yihan, kali ini langsung menyerah kepada Tse Ying Suet dari Hongkong 18-21, 18-21.

Nasib serupa dialami tunggal putri lainnya Aprilia Yuswandari yang kalah oleh pemain tuan rumah Hwang Hye Youn 12-21, 18-21.
Dua ganda putra juga harus pulang lebih awal saat pasangan Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan kalah oleh pasangan Korea Choi Young Woo/Kang Ji Wook 16-21, 21-17, 18-21. Sedangkan Angga Pratama/Ryan kalah oleh ganda veteran Flandy Limpele (Indonesia)/Robert Blair (Skotlandia) 18-21, 19-21.
Adapun mantan pemain Pelatnas Tommy Sugiarto berhasil maju ke babak utama setelah meraih dua kemenangan pada babak kualifikasi. Dia mengalahkan Lee Dong Keun dari Korea 21-13, 21-17, dan pemain Hongkong Chan Yan Kit 22-20, 21-15.

Sumber : Kompas.com
foto :  Djarum

Taufik Gagal Rebut Gelar Awal Tahun

Pebulu tangkis Indonesia gagal mempersembahkan gelar dalam Malaysia Open Super Series 2011, setelah Taufik Hidayat menyerah kalah dari pemain Malaysia Lee Chong Wei 8-21, 17-21.
    
Dalam pertandingan yang berlangsung di stadion Putra Bukit Jalil, Minggu, Taufik pada game pertama sulit mengembangkan permainan karena terus mendapatkan tekanan dari Chong Wei sehingga banyak pukulannya yang keluar dan menyangkut di net. Akhirnya kalah dengan angka cukup telak, 8-21.
    
Pada game kedua, Taufik mencoba bangkit dengan terus menyerang, namun Chong wei melayani permainan lawannya itu. Bahkan, sejumlah pukulan smash yang tajam dan mematikan, semakin memberatkan Taufik untuk meraih angka.
    
Pada game kedua tersebut juga masih dikuasai oleh pemain Malaysia tersebut, sehingga Taufik akhirnya menyerah dengan angka 17-21.
    
Seusai pertandingan Taufik mengakui lawannya bermain bagus dan Chong Wei mendapat dukungan penuh dari penonton. "Dia bermain bagus, sedangkan saya sulit mengembangkan permainan. Ya, itulah hasilnya, dia menang? Ungkap Taufik.
    
Namun demikian, lanjut dia, dirinya akan berusaha mengalahkan Chong Wei bila bertemu di turnamen lainnya.
Sedangkan Chong Wei merasa kemenangannya untuk Malaysia, karena hanya dia satu-satunya pemain yang tersisa mewakili negaranya. "Saya berusaha melakukan yang terbaik dan kemenangan ini adalah untuk negara," ungkapnya.
    
Sementara itu, kekalahan Taufik ini membuat tidak ada satupun pemain Indonesia yang ikut dalam turnamen tersebut meraih juara. Sedangkan empat partai lainnya, yaitu tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran diborong oleh pemain-pemain China.

Sumber : kompas.com

"Bunuh" Simon, Taufik Hidayat ke Final

Taufik Hidayat mencapai final Malaysia Terbuka Super Series 2011. Dalam pertandingan semifinal turnamen berhadiah 400.000 dollar AS di Stadium Putra Bukit Jalil, Malaysia, Sabtu (22/1/2011), ini, Taufik menang straight set 21-15, 21-19 atas Simon Santoso.
Unggulan kedua ini memerlukan waktu 49 menit untuk memenangi "perang saudara" tersebut. Di final, Minggu (23/1/2011), Taufik bertemu pemenang duel antara unggulan utama Malaysia, Lee Chong Wei, dan unggulan ketiga China, Chen Long.
Hasil ini menunjukkan, Taufik tetap menjadi tunggal putra terbaik Indonesia. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi (29 tahun) untuk bersaing di level tertinggi, mantan pemain pelatnas Cipayung tersebut membuktikan diri bahwa belum ada pemain Tanah Air yang lebih baik darinya.

Sepanjang laga tersebut, Taufik mendominasi sehingga dia selalu berada di posisi terdepan dalam pengumpulan poin. Di game pertama, juara dunia 2005 tersebut langsung membukanya dengan keunggulan 2-0 lalu menjauh hingga 7-1. Jarak yang lebar itu membuat Taufik bermain sangat nyaman dan memimpin hingga 20-11 sebelum mengakhirinya dengan 21-15.
Di game kedua pun Taufik tak pernah terkejar oleh Simon. "Adik"-nya itu berhasil menyamakan skor jadi 4-4, tetapi setelah itu Taufik melaju kencang untuk memimpin 8-4 sebelum menyudahi laga ini dengan 21-19.
Dengan demikian, Taufik menambah statistik kemenangannya atas Simon. Kini peraih medali emas Olimpiade Athena dan Asian Games Doha tersebut unggul 5-3 dengan dua pertemuan terakhir selalu menjadi miliknya.

Pada partai semifinal Indonesia menempatkan tiga wakil. Selain Taufik dan Simon yang harus saling "membunuh", ada juga ganda putra Mohammad Ahsan/Bona Septano. Pasangan pelatnas Cipayung tersebut, yang ditempatkan sebagai unggulan keenam, akan bertemu unggulan kelima China, Chai Biao/Guo Zhendong.

Sumber : Kompas.com
foto : AFP/SAEED KHAN

Djokovic Tantang Federer

Melbourne - Novak Djokovic akan mencoba menggagalkan ambisi Roger Federer menjadi juara lagi di Australia Terbuka. Djokovic menantang Federer di semifinal usai menekuk Tomas Berdych.

Bermain di Rod Laver Arena, Melbourne, Selasa (25/1/2011), Djokovic cuma sedikit kesulitan di set kedua dan akhirnya menyudahi perlawanan Berdych dengan 6-1, 7-6 (7-5), 6-1.

Di set pertama, Djokovic cuma memberi Berdych satu game. Mengandalkan forehand-forehand keras, Djokovic yang diunggulkan di tempat ketiga itu menang 6-1 dalam waktu 36 menit saja.

Permainan Berdych jauh membaik di set kedua. Unggulan keenam itu bahkan sempat unggul 4-1 namun Djokovic mengejar jadi 4-4. Keluarnya pukulan Berdych di babak tie break membuat Djokovic menang 7-6 (7-5).

Memasuki set terakhir, Djokovic sudah tidak bisa ditandingi. Dua kali mematahkan servis Berdych, petenis Serbia itu akhirnya unggul 6-1 dan memesan tempat di empat besar.

Lawan Djokovic adalah Federer yang sebelumnya menghantam rekan senegaranya asal Swiss, Stanislas Wawrinka, dengan 6-1, 6-3, 6-3.

Pada tahun 2008, Djokovic mengalahkan Federer di semifinal turnamen Grand Slam yang sama dan pada akhirnya keluar sebagai juara. Hingga kini, Australia Terbuka 2008 adalah satu-satunya titel Grand Slam Djokovic.

sumber : Arya Perdhana - detiksport
foto : AFP/William West

Tundukkan Schiavone, Wozniacki ke Babak Empat Besar

Melbourne - Caroline Wozniacki kian dekat dengan titel grand slam pertamanya. Petenis muda Denmark itu sukses menapaki semifinal usai menyingkirkan Francesca Schiavone dalam duel tiga set.

Memainkan laga perempatfinal, Selasa (25/1/2011) siang WIB, Wozniacki sempat keteteran melaeni permainan juara Prancis Terbuka tahun lalu ini. Ia lebih tertinggal 3-6 lebih dahulu sebelum memenangi laga dengan merebut dua set berikutnya 6-3 6-3.

"Francesca adalah petarung, dia memulai laga dengan baik, sangat baik dan saya tidak merasa punya waktu yang pas,"ujar Wozniacki dikutip Yahoosports.

"Jadi laga ini sungguh sulit buat saya di awal tapi saya berhasil bangkit dan saya sangat senang saya dapat memenangi pertandingan ini.

Di babak empat besar Wozniacki sudah ditunggu Li Na. Petenis China ini sebelumnya sukses menyisihkan Andrea Petkovic straight set.

Wozniacki patut waspada terhadap punya kenangan buruk dengan Li. Petenis berusia 20 tahun ini dihentikan oleh Li di babak keempat ajang yang sama tahun lalu.

Grand Slam kini menjadi buruan utama Wozniacki. Predikatnya sebagai petenis putri nomor satu dunia acap kali dipertanyakan karena belum pernah sekalipun ia menjuarai event Grand Slam.

Sumber : Okdwitya Karina Sari - detiksport
foto : (AFP/ Paul Crock)

Federer Semakin Dekat ke Final

Melbourne - Roger Federer semakin mendekati babak final Australia Terbuka. Petenis nomor dua dunia ini memastikan tiket ke babak empat besar usai menyingkirkan Stanislas Wawrinka.

Duel antar petenis Swiss terjadi di babak perempatfinal yang berlangsung Selasa (25/1/2011) siang WIB saat Federer bertemu Wawrinka.

Federer yang merupakan unggulan kedua turnamen berhasil mengatasi rekan senegaranya lewat pertarungan tiga set 6-1, 6-3, dan 6-3 dalam waktu satu jam 47 menit.

Federer unggul 3-0 di set pertama, sebelum Wawrinka berhasil memperkecil skor menjadi 1-3. Setelahnya laga dikuasai oleh juara bertahan Australia Tebruka itu dan ia merebut set pertama dengan kemenangan 6-1.

Pertarungan ketat terjadi di set kedua. Wawrinka sempat dua kali memimpin masing-masing 1-0 dan 2-1, namun berhasil disamakan oleh Federer. Wawrinka kembali memimpin 3-2, namun itu menjadi kali terakhir ia bisa mengungguli Fedex. Set ini juga menjadi milik Federer dengan skor 6-3.

Federer memimpin 3-0 di set ketiga. Wawrinka berhasil memangkas ketinggalan menjadi 5-3. Federer berhasil mengakhiri set ketiga ini dengan skor 6-3 dan maju ke semifinal.

Dilansir dari Eurosport, ini merupakan kali ke-27 secara berturut-turut petensi kelahiran 8 Agustus 1981 itu melaju ke babak empat besar di turnamen Grand Slam.

Di semifinal, juara empat kali di Australia Terbuka itu menanti pemenang antara Tomas Berdych kontra Novak Djokovic.
Sumber : Narayana Mahendra Prastya - detiksport
foto : AFP/G.Wood

Li Na Amankan Tiket Semifinal

Melbourne - Li Na berhasil mengulang pencapaiannya di Australia Terbuka musim lalu, yakni lolos ke semifinal. Kali ini petenis China itu melaju ke empat besar usai mengatasi Andrea Petkovic.

Li Na mengatasi Petkovic lewat pertarungan dua set, 6-2, 6-4 dalam laga yang berlangsung Selasa (25/1/2011) pagi WIB di Rod Laver Arena.

Petenis China itu dua kali ketinggalan 0-2 di setiap set. Namun Li Na berhasil membalikkan keadaan dan meraih kemenangan. Total waktu yang dibutuhkan unggulan kesembilan itu untuk mengakhiri perlawanan Petkovic adalah 80 menit.

Di babak berikutnya, Li Na akan menantang pemenang antara Caroline Wozniacki kontra Francesca Schiavone. Li Na menjadi satu-satunya petenis asal Asia yang lolos ke semifinal kejuaraan tahun ini.

Ini merupakan kali kedua secara berturut-turut Li Na berhasil lolos ke semifnal Australia Terbuka. Tahun lalu petenis berusia 28 tahun tersebut kandas dari Serena Williams di babak empat besar.

Sumber : Narayana Mahendra Prastya - detiksport
foto : AFP/ T.Blackwood

Federer ke semi final Australia Terbuka

Roger Federer mempertahankan peluang untuk merebut gelar grands slams yang ke-17

Juara bertahan Roger Federer melaju ke semi final Australia Terbuka setelah mengalahkan petenis senegaranya, Stanislas Wawrinka.

Tanpa menghadapi kesulitan, Federer menang tiga set langsung, 6-1, 6-3, 6-3, atas petenis unggulan ke-19 yang juga berasal dari Swiss.

Seperti biasanya Federer mengatakan bahwa angka di hasil pertandingan itu tidak menunjukkan bahwa dia menang mudah.

"Dia benar-benar masuk ke dalam pertandingan, khususnya di set kedua. Namun saya berhasil mencampurnya dan bisa menahan dia," tambah Federer.

Dengan kemenangan ini Federer membuka peluang untuk meraig gelar grand slam yang ke-17.

Bagi Stasnislas, kekalahan dari Federer ini memupuskan harapan para pendukungnya setelah dia secara mengejutkan mengalahkan unggulan ke-8, Andy Roddick, di babak sebelumnya.

Hasil pertandingan Selasa 25 Januari lainnya menyusul. 

BBCIndonesia.com - detiksport
foto : Getty

Senin, 24 Januari 2011

Kuznetsova & Sharapova Masuk Kotak

Melbourne - Dua petenis Rusia terpaksa pulang lebih dini usai terhenti di babak keempat. Svetlana Kuznetsova ditekuk Francesca Schiavone sedangkan Maria Sharapova ditumbangkan Andrea Petkovic.

Di Rod Laver Arena, Minggu (23/1/2011) sore WIB, Svetlana menyerah 4-6 6-1 14-16 setelah melakoni duel panjang selama 4 jam 44 menit dengan Schiavone.

Disebut Yahoosports, laga itu adalah duel terlama di nomor putri dalam sejarah Australia Terbuka. Rekor terlama sebelumnya tercipta di ajang yang sama tahun lalu saat Barbora Zahlavova-Strycova mengalahkan Regina Kulilova selama 4 jam 19 menit.

Dengan kemenangan ini, Schiavone yang merupakan juara Prancis Terbuka tahun lalu akan menghadapi petenis nomor satu dunia Caroline Wozniacki di babak delapan besar.

Di partai lainnya, Sharapova dipastikan gagal mengulang keberhasilannya dengan menjadi juara di 2008. Petenis berparas cantik itu dibuat tak berkutik melawan Petkovic dan menyerah dua set langsung 2-6 3-6.

Selanjutnya Petkovic akan melawan petenis China Li Na. Li yang menempati unggulan sembilan lolos ke perempatfinal dengan mempecundangi Victoria Azarenka 6-3 6-3
 
Sumber : Okdwitya Karina Sari - detiksport
foto : Kuznetsova (Reuters)

Australia Terbuka: Nadal tekuk Cilic

Unggulan pertama Rafael Nadal akan berhadapan dengan David Ferrer di babak perempat final turnamen Australia Terbuka setelah mengalahkan Marin Cilic 6-2 6-4 6-3.

Cilic yang merupakan unggulan ke-15 tidak berkutik menghadapi Nadal yang pada game pertama sudah mematahkan servisnya.

Nadal bahkan memainkan pukulan lob yang seolah-olah akan keluar lapangan, tetapi masuk ke dalam garis dan tidak bisa dijangkau Cilic yang mempunyai tinggi badan 198cm.

Nadal sudah pulih sepenuhnya dari demam yang dia derita sejak di Qatar dua minggu lalu dan kembali mematahkan servis Cilic pada game kelima.

Pemain Spanyol ini mematahkan servis Cilic di game ketujuh dan bisa menutup set kedua dengan skor 6-4.

Di set ketiga, Nadal dua kali mematahkan servis pemain Kroasia itu untuk menutup pertandingan dalam waktu dua setengah jam.

Sesama Spanyol

Di babak delapan besar, Nadal sudah ditunggu temannya sesama pemain Spanyol, David Ferrer, yang merupakan unggulan ketujuh.

Ferrer mengalahkan pemain berusia 20 tahun dari Kanada, Milos Raonic, 4-6 6-2 6-3 6-4.

Raonic, yang maju dari babak kualifikasi, sebelumnya sudah menyingkirkan dua pemain unggulan yaitu unggulan ke-22 Michael Llodra dan unggulan ke-10 Mikhail Youzhny.

Setelah mengalahkan Cilic, Nadal memuji Ferrer yang menurutnya bermain fantastik ketika mengalahkan Raonic yang terkenal dengan servis geledeknya.

"Dia menang dalam pertandingan yang berat," kata Nadal.

Selain Ferrer-Nadal, perempat final akan diwarnai duel sesama Swis yaitu Roger Federer melawan Stanislas Wawrinka.
 
Sumber : BBCIndonesia.com - detiksport
Foto : Getty Images