Pages

Minggu, 13 Maret 2011

17 Tahun Kering Gelar


BIRMINGHAM - Indonesia memperpanjang rekor 17 tahun gagal meraih gelar tunggal putra di kejuaraan bulu tangkis All England. Itu setelah Dyonisius Hayom Rumbaka gugur pada babak kedua kejuaraan yang digelar di National Indoor Stadium, Birmingham, Inggris , kemarin dini hari Wita (11/3).

Pebulu tangkis pelatnas tersebut takluk kala menghadapi juara All England empat kali asal Tiongkok Lin Dan dengan straight game 11-21, 17-21. Dia menyusul tiga seniornya, Taufik Hidayat, Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro,  yang gugur terlebih dahulu pada babak pertama dalam even yang masuk titel super series premier BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

Hasil itu juga meyakinkan bahwa generasi emas bulu tangkis Indonesia di sektor tunggal putra mulai habis.  Terkhir, Indonesia menjadi juara pada All England  edisi 1994 lalu atas nama Hariyanto Arbi.
Saat itu, Indonesia mampu menciptakan  final sesama pebulu tangkis Indonesia melawan Ardy B. Wiranata. Setelah itu, Indonesia nyaris tidak pernah mampu menjadi jawara. Pretasi terbagus pasca era Hariyanto Arbi adalah runner-up atas nama Taufik Hidayat pada musim 1999 dan 2000 serta Budi Santoso yang menjadi runne- up terakhir pada 2002.

Sampai berita ini ditulis, Indonesia tinggal bertumpu pada dua wakil dari ganda putra, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Bona Septano/M. Ahsan, yang akan berjibaku di babak perempat final. Pada ganda putra pun, Indonesia juga sudah cukup lama tidak meraih gelar. Ganda terakhir yang mampu menjadi Juara adalah Sigit Budiarto/Candra Wijaya pada edisi 2003.  

Kegagalan di tunggal putra itu melengkapai kegagalan sebelumnya di sektor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran yang lebih dulu memastikan pulang kampung karena gagal di babak awal. Kegagalan itu pun diakui oleh Pihak PB PBSI. Otoritas tertinggi bulu tangksi di tanah air itu tidak memungkiri bahwa wakil merah putih memang kesulitan untuk mengimbangi kemampuan pebulu tangkis negara lain.
"Kami sudah memenuhi tuntutan mengirimkan pebulu tangkis sebanyak mungkin untuk mencari pengalaman. Harus diakui, berat bagi pemain Indonesia untuk bersaing dengan rival-rival dari negara lain," kata Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto melalui pesan singkat kemarin (11/3).

Karena itu, Yacob berharap agar hasil di All England tersebut tidak menular ke hasil-hasil kejuaraan yang akan diikuti berikutnya.    Sayang, dia tak menjelaskan langkah yang dilakukan PBSI agar  Indonesia bisa mencapai hasil lebih bagus di even yang lain.
Terdekat, kejuaraan besar yang bakal dihadapi oleh Indonesia adalah kejuaraan beregu Piala Sudirman di Tiongkok pada 22-29 Mei mendatang. Pada even tersebut, Indonesia menjadi unggulan ketiga di bawah Tiongkok dan Denmark.

Sumber : Balikpapanpost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar